Apakah Aman Pakai Steroid dalam Jangka Panjang? Mengungkap Risiko Kesehatan Serius

Pertanyaan mendasar yang sering muncul di kalangan individu yang mempertimbangkan atau bahkan telah pakai steroid adalah mengenai keamanannya, terutama dalam penggunaan jangka panjang. Sayangnya, jawaban yang jelas dan tegas adalah tidak. Penggunaan steroid anabolik dalam jangka panjang membawa berbagai risiko kesehatan yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Memahami bahaya jangka panjang pakai steroid sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat dan menghindari konsekuensi kesehatan yang merugikan.

Salah satu dampak jangka panjang pakai steroid yang paling mengkhawatirkan adalah kerusakan pada sistem kardiovaskular. Penggunaan steroid dalam waktu lama dapat menyebabkan penebalan dinding arteri (aterosklerosis), peningkatan tekanan darah, pembesaran jantung (kardiomegali), dan peningkatan risiko serangan jantung serta stroke. Studi retrospektif yang dipublikasikan oleh tim peneliti dari Klinik Jantung Nasional di Edinburgh pada tanggal 15 Juni 2024, meneliti riwayat kesehatan pengguna steroid selama lebih dari 20 tahun. Hasilnya menunjukkan insiden penyakit kardiovaskular yang jauh lebih tinggi pada kelompok ini dibandingkan dengan populasi umum seusia mereka.

Selain itu, penggunaan steroid jangka panjang juga dapat menyebabkan kerusakan hati yang signifikan. Steroid oral, khususnya, dikenal bersifat hepatotoksik dan dapat menyebabkan kondisi seperti kolestasis (penyumbatan aliran empedu), adenoma hati (tumor jinak), dan bahkan kanker hati dalam penggunaan yang berkepanjangan. Laporan dari Departemen Hepatologi Rumah Sakit Royal Free London pada tanggal 28 Juli 2024 mencatat adanya peningkatan kasus penyakit hati non-alkoholik dan tumor hati pada pasien dengan riwayat penggunaan steroid anabolik jangka panjang.

Dampak negatif pada kesehatan mental juga menjadi perhatian serius terkait penggunaan steroid jangka panjang. Perubahan suasana hati kronis, depresi, kecemasan, paranoia, dan bahkan gangguan psikotik dapat berkembang seiring waktu. Dr. Alistair Reed, seorang psikiater yang berspesialisasi dalam penyalahgunaan zat di Rumah Sakit Maudsley London, dalam sebuah wawancara pada tanggal 3 Agustus 2024, menekankan bahwa “Efek steroid pada otak dapat bersifat kumulatif, dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan perubahan permanen dalam suasana hati dan perilaku.”

Lebih lanjut, penggunaan steroid dalam jangka panjang dapat mengganggu sistem endokrin secara permanen. Pada pria, ini dapat menyebabkan infertilitas ireversibel, penyusutan testis kronis, dan disfungsi ereksi. Pada wanita, efek maskulinisasi seperti suara yang lebih dalam dan pertumbuhan rambut yang berlebihan mungkin menjadi permanen meskipun penggunaan steroid dihentikan. Konsultan endokrinologi di Rumah Sakit Universitas Cambridge, Profesor Sarah Jenkins, pada tanggal 10 September 2024, menjelaskan bahwa “Pemulihan fungsi hormonal setelah penggunaan steroid jangka panjang bisa sangat lambat dan tidak selalu sempurna.”

Terakhir, risiko infeksi, terutama jika steroid disuntikkan, tetap menjadi perhatian jangka panjang. Meskipun infeksi akut dapat diobati, kerusakan jaringan akibat suntikan yang berulang atau penggunaan jarum yang tidak steril dapat menyebabkan masalah kronis. Petugas kesehatan dari Pusat Pencegahan Penyakit Menular di Liverpool pada tanggal 5 Oktober 2024 mencatat adanya kasus abses kronis dan infeksi bakteri resisten pada pengguna steroid jangka panjang yang melakukan injeksi sendiri.

Kesimpulannya, tidak ada tingkat keamanan dalam penggunaan steroid anabolik jangka panjang. Risiko kesehatan yang terkait sangat signifikan dan berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada berbagai sistem organ tubuh. Informasi yang akurat mengenai bahaya jangka panjang pakai steroid harus disebarkan secara luas untuk mencegah individu, terutama atlet muda, dari membuat keputusan yang dapat mengancam kesehatan dan masa depan mereka.