Waspadai Makanan Goreng: Sumber Utama Risiko Penyakit Jantung

Konsumsi makanan goreng memang terasa lezat dan menggugah selera, namun sayangnya, kebiasaan mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng secara berlebihan dapat menjadi sumber penyakit, terutama penyakit jantung. Proses penggorengan, terutama dengan minyak yang digunakan berulang kali atau pada suhu tinggi, menghasilkan senyawa berbahaya yang dapat merusak kesehatan jantung dalam jangka panjang.

Salah satu alasan utama mengapa makanan goreng menjadi sumber penyakit jantung adalah kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi. Minyak yang digunakan untuk menggoreng, terutama minyak sayur yang dipanaskan pada suhu tinggi, dapat mengalami perubahan struktur molekul dan menghasilkan lemak trans. Lemak trans dikenal sangat berbahaya bagi kesehatan jantung karena dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah. Ketidakseimbangan kolesterol ini memicu penumpukan plak di arteri, yang merupakan awal mula terjadinya penyakit jantung koroner.

Selain kandungan lemak yang tidak sehat, proses penggorengan juga dapat meningkatkan kandungan kalori dalam makanan secara signifikan. Makanan yang digoreng cenderung menyerap banyak minyak, sehingga kandungan kalorinya menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan makanan yang diolah dengan cara lain seperti direbus, dikukus, atau dipanggang. Obesitas dan kelebihan berat badan, yang seringkali disebabkan oleh asupan kalori berlebih, merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Oleh karena itu, makanan goreng secara tidak langsung juga menjadi sumber penyakit jantung melalui peningkatan risiko obesitas.

Pada hari Sabtu, 10 Mei 2025, di sebuah seminar kesehatan yang diadakan di Gedung Serbaguna Kecamatan Sukamaju, Bandung, Dr. Karina Lestari, seorang ahli kardiologi, menyampaikan materi mengenai bahaya konsumsi makanan goreng berlebihan sebagai salah satu sumber penyakit jantung. Beliau menjelaskan bahwa kebiasaan mengonsumsi gorengan seperti gorengan pinggir jalan, ayam goreng cepat saji, dan kentang goreng secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat. Acara yang dihadiri oleh perwakilan dari Puskesmas setempat dan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Bandung ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga pola makan sehat demi kesehatan jantung.

Meskipun sesekali menikmati makanan goreng tidak dilarang, penting untuk membatasi konsumsinya dan lebih memilih metode memasak yang lebih sehat. Mengurangi frekuensi makan gorengan dan menggantinya dengan makanan yang diolah dengan cara direbus, dikukus, dipanggang, atau ditumis dengan sedikit minyak adalah langkah penting dalam mencegah penyakit jantung. Kesadaran akan makanan goreng sebagai salah satu sumber penyakit jantung adalah langkah awal untuk hidup lebih sehat dan terhindar dari risiko penyakit mematikan ini.