Memahami Bahayanya Mikroplastik: Ancaman Tersembunyi Bagi Kesehatan Tubuh Kita

Isu pencemaran plastik telah menjadi perhatian global, dan salah satu aspek yang semakin mengkhawatirkan adalah bahayanya mikroplastik. Partikel plastik berukuran sangat kecil, kurang dari 5 milimeter, ini telah ditemukan di berbagai lingkungan, mulai dari lautan terdalam hingga udara yang kita hirup. Namun, tahukah Anda bahwa bahayanya mikroplastik juga mengintai kesehatan tubuh manusia?

Mikroplastik dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk degradasi sampah plastik yang lebih besar, serat sintetis dari pakaian, microbeads dalam produk kosmetik (yang kini sebagian besar telah dilarang), dan pelepasan partikel dari ban kendaraan. Ukurannya yang sangat kecil memungkinkan mikroplastik untuk dengan mudah menyebar dan mencemari berbagai aspek kehidupan kita.

Salah satu jalur utama paparan bahayanya mikroplastik terhadap manusia adalah melalui konsumsi. Mikroplastik telah ditemukan dalam air minum kemasan dan air keran, makanan laut (seperti ikan dan kerang yang menelan plastik), garam, gula, dan bahkan buah serta sayuran. Ketika tertelan, partikel-partikel kecil ini dapat masuk ke dalam sistem pencernaan dan berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Penelitian awal menunjukkan bahwa bahayanya mikroplastik bagi kesehatan tubuh dapat berupa iritasi pada saluran pencernaan, peradangan, dan bahkan potensi pelepasan zat kimia berbahaya yang terkandung dalam plastik itu sendiri, seperti phthalates dan bisphenol A (BPA). Zat-zat ini dikenal sebagai pengganggu endokrin yang dapat mengganggu sistem hormon dan berpotensi menyebabkan masalah perkembangan, reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh. (Laporan investigasi dari Tim Gabungan Peneliti Lingkungan Hidup Universitas Pelita Bangsa yang dipublikasikan pada tanggal 20 Maret 2025, setelah melakukan analisis sampel air minum dari berbagai wilayah di Jakarta, menemukan adanya kontaminasi mikroplastik dengan konsentrasi yang bervariasi).

Lebih lanjut, bahayanya mikroplastik juga terkait dengan potensi transfer polutan organik persisten (POPs) yang menempel pada permukaan plastik. POPs adalah zat kimia beracun yang dapat terakumulasi dalam rantai makanan dan berbahaya bagi kesehatan manusia. (Dalam sebuah seminar tentang “Dampak Pencemaran Mikroplastik Terhadap Kesehatan Masyarakat Pesisir” yang diadakan di Balai Nelayan Pantai Indah pada hari Kamis, 3 April 2025, Dr. Maya Sari, seorang ahli toksikologi lingkungan, menjelaskan mekanisme penyerapan POPs oleh mikroplastik dan risikonya bagi organisme laut dan manusia yang mengonsumsinya).

Upaya Pencegahan dan Informasi Terkait:

Mengingat bahayanya mikroplastik yang semakin nyata, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah-langkah pencegahan, baik secara individu maupun kolektif. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilih produk dengan kemasan yang lebih ramah lingkungan, dan mendukung kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi produksi dan kebocoran plastik ke lingkungan adalah beberapa tindakan yang dapat kita lakukan.

(Pada tanggal 7 April 2025, Kepolisian Sektor Tanjung Priok melakukan sosialisasi tentang “Bijak Menggunakan Plastik” kepada masyarakat pesisir sebagai bagian dari program kemitraan dengan komunitas lingkungan setempat, menyoroti dampak negatif sampah plastik, termasuk pembentukan mikroplastik).

Disclaimer: Artikel ini dibuat untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran medis. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang paparan mikroplastik dan kesehatan Anda, konsultasikan dengan profesional kesehatan.