Mengenal Profesi Dokter Spesialis Bedah Mulut: Ahli Bedah Area Wajah dan Mulut

Dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial, atau yang disingkat Sp.BM, adalah salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang berfokus pada diagnosis dan perawatan bedah untuk berbagai kondisi, penyakit, cedera, dan kelainan di area mulut, rahang, wajah, dan struktur terkait. Mereka memiliki keahlian unik yang menjembatani bidang kedokteran gigi dan kedokteran umum, menjadikannya spesialis yang sangat penting untuk kasus-kasus kompleks yang melibatkan struktur kraniofasial.

Jalur pendidikan untuk menjadi seorang Dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial sangatlah panjang dan menuntut. Setelah menyelesaikan pendidikan dokter gigi (S.Kg + Profesi Dokter Gigi) yang biasanya memakan waktu sekitar 5-6 tahun, seorang calon Sp.BM harus melanjutkan dengan program pendidikan spesialis bedah mulut dan maksilofasial. Program ini umumnya berlangsung selama 4-5 tahun, di mana mereka mendapatkan pelatihan intensif dalam bedah minor hingga mayor di area mulut dan wajah. Kurikulum mencakup berbagai aspek seperti pencabutan gigi bungsu yang impaksi, bedah implan gigi, penanganan trauma wajah dan rahang, bedah ortognatik (koreksi rahang), hingga penanganan tumor di rongga mulut dan wajah. Keterampilan bedah yang presisi, pemahaman anatomi yang mendalam, dan kemampuan manajemen nyeri yang baik adalah esensial.

Tugas sehari-hari seorang Sp.BM sangat bervariasi dan seringkali melibatkan prosedur invasif. Mereka menangani kasus-kasus seperti gigi bungsu yang bermasalah, kista atau tumor di rahang, patah tulang wajah akibat kecelakaan, atau pemasangan implan gigi. Selain itu, mereka juga sering bekerja sama dengan spesialis lain seperti ortodontis, prostodontis, atau bahkan ahli bedah plastik untuk kasus rekonstruksi wajah. Sebagai contoh, pada hari Kamis, 15 Mei 2025, dr. Yoga Pratama, seorang Dokter Spesialis Bedah Mulut di sebuah klinik gigi terkemuka di Jakarta, melakukan operasi pencabutan gigi bungsu yang impaksi pada tiga pasien, diikuti dengan prosedur pemasangan implan gigi untuk dua pasien lainnya. Ia juga sempat menangani kasus patah tulang rahang ringan akibat insiden yang terjadi di jalan.

Lebih dari sekadar keahlian bedah, Dokter Spesialis Bedah Mulut juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik untuk menjelaskan prosedur yang kompleks dan risiko yang mungkin ada kepada pasien. Mereka dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi bedah terbaru, termasuk teknik bedah minimal invasif dan penggunaan teknologi pencitraan 3D. Profesi ini membutuhkan bukan hanya ketangkasan tangan, tetapi juga ketahanan mental dan fisik yang tinggi, mengingat sifat kasus yang ditangani seringkali kompleks dan membutuhkan waktu operasi yang panjang. Dengan dedikasi dan keterampilan yang presisi, Sp.BM adalah pahlawan yang mengembalikan fungsi dan estetika wajah serta mulut bagi banyak orang.