Kesehatan penyakit usus merupakan aspek krusial dalam menjaga kualitas hidup. Salah satu ancaman serius yang dapat menyerang organ penting ini adalah kanker kolorektal, yang juga dikenal sebagai kanker usus besar atau kanker rektum. Sebagai salah satu jenis kanker yang paling umum dan mematikan di dunia, pemahaman tentang gejala, faktor risiko, dan pentingnya deteksi dini kanker kolorektal sebagai penyakit usus yang berbahaya sangatlah vital untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang berkembang di usus besar (kolon) atau rektum. Seringkali, kanker ini bermula dari pertumbuhan kecil yang disebut polip. Seiring waktu, beberapa jenis polip dapat berubah menjadi ganas (kanker). Oleh karena itu, deteksi dan pengangkatan polip secara dini merupakan langkah penting dalam pencegahan penyakit usus yang mematikan ini.
Gejala kanker kolorektal seringkali tidak muncul pada tahap awal. Namun, seiring perkembangan penyakit, beberapa gejala yang mungkin timbul meliputi perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau konstipasi yang berlangsung lama), perdarahan dari rektum atau adanya darah dalam tinja, nyeri perut atau kram yang terus-menerus, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, kelelahan, dan anemia. Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang tidak serius, namun pemeriksaan oleh dokter tetap diperlukan untuk diagnosis yang tepat.
Mengapa kanker kolorektal sebagai penyakit usus sangat berbahaya dan memerlukan penanganan segera? Jika tidak terdeteksi dan diobati pada tahap awal, sel kanker dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lain, seperti hati, paru-paru, atau tulang, sehingga pengobatan menjadi lebih sulit dan prognosis menjadi lebih buruk. Tingkat keberhasilan pengobatan kanker kolorektal sangat bergantung pada stadium penyakit saat diagnosis. Semakin dini kanker terdeteksi, semakin tinggi pula peluang untuk sembuh.
Faktor risiko kanker kolorektal meliputi usia di atas 50 tahun, riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau polip usus, riwayat pribadi penyakit radang usus (seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn), obesitas, kurangnya aktivitas fisik, diet tinggi daging merah dan olahan serta rendah serat, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Deteksi dini kanker kolorektal sebagai penyakit usus yang berbahaya dapat dilakukan melalui skrining rutin. Metode skrining yang umum meliputi kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, tes tinja untuk darah samar (FOBT atau FIT), dan tes DNA tinja. Jadwal skrining yang tepat akan direkomendasikan oleh dokter berdasarkan usia dan faktor risiko individu.
Penanganan kanker kolorektal tergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien. Pilihan pengobatan meliputi pembedahan untuk mengangkat tumor, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, dan imunoterapi. Kombinasi beberapa jenis terapi mungkin diperlukan untuk hasil yang optimal.